Jumat, 31 Desember 2021

Recovery Pascapandemi: Pemasaran dan Keuangan (Menggabungkan Dua Perspektif Utama dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan)

  • Desember 31, 2021
  • Penerbit NEM


Munculnya pandemi Covid-19 membuat seluruh dunia mau tak mau harus mampu menghadapi tantangan, termasuk bagian pemasaran dan keuangan. Namun, hal ini tidak serta-merta terjadi begitu saja. Di Indonesia, masa penuh tantangan sudah dimulai sejak tahun 1998. Tidak hanya kondisi ekonomi, namun sosial politik juga berhasil mengganggu pertumbuhan bisnis di negara ini. Tekanan mata uang asing yang sangat kuat membuat nilai tukar rupiah terdepresiasi tidak karuan.

Belum lagi sektor swasta dengan potensi masalah cukup besar. Banyak di antara perusahaan tersebut yang memperoleh pinjaman dari luar negeri jangka pendek yang tidak dilindungi ancaman gejolak nilai tukar dolar. Tak sedikit pula perusahaan swasta berhasil meraup untung dengan memborong dolar Amerika, lalu menjual saat momennya pas.

Krisis boleh saja terjadi, namun akan selalu ada peluang di balik momen ini. Seperti ungkapan Tiongkok yang menyebutkan bahwa selalu ada dua sisi di balik kondisi yang tengah berbahaya. Sisi pertama adalah bahaya. Sisi kedua adalah peluang. Misal, Martha Tilaar, mengeluarkan dua warna lipstik untuk menjawab Anxiety and Desire para perempuan Indonesia yang ingin cantik namun dana terbatas. Telkomsel dengan konsep kartu pre-paid, dan banyak lainnya. Peluang inilah yang nantinya membangkitkan kembali ekonomi Indonesia.

Pemasar di Indonesia harus mampu melewati berbagai tantangan yang menghadang, termasuk munculnya pandemi Covid-19. Tidak boleh hanya sekadar bertahan, namun harus menciptakan strategi sebagai salah satu siasat menghadapi segala tantangan, kemudian mampu berkembang lebih besar dari sebelumnya.