Etos Kerja Penganut Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah
Dalam konteks kehidupan keagamaan kontemporer, kritik
terhadap dunia tarekat nampaknya semakin terpinggirkan dengan meningkatnya
minat masyarakat dari berbagai kalangan, baik selebritis, pengusaha,
konglomerat dan para warga kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, untuk
masuk ke dalam tarekat. Mereka tidak lagi membutuhkan hal-hal yang berhubungan
dengan keduniaan, karena secara material telah terpenuhi.
Tarekat dan etos kerja merupakan dua hal yang
kelihatannya saling bertolak belakang. Tarekat biasanya mengajarkan tentang
zikir dan zuhud (menjauhkan hati dari cinta dunia) sedangkan etos kerja
hubungannya dengan pekerjaan manusia di dunia ini. Anggapan bahwa tarekat tidak
berhubungan dengan etos kerja tidak sepenuhnya benar karena ternyata ada tarekat
tertentu yang salah satu nasihat dari guru mursyidnya kepada pengikutnya adalah
untuk selalu bekerja atau jangan berhenti bekerja meskipun disakiti orang lain.
Buku ini akan membahas tentang etos kerja penganut atau
pengikut tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Ternyata persepsi sebagian orang
bahwa pengikut atau penganut tarekat itu kurang bersemangat dalam bekerja tidak
bisa dibenarkan begitu saja karena ditemukan sebagian dari pengikut tarekat ada
orang-orang yang justru memiliki etos kerja yang tinggi.
Oleh karena itu, di buku ini akan mengupas tentang definisi tarekat, macam-macam tarekat, definisi etos kerja serta hubungan antara etos kerja dengan tarekat, apakah terdapat hubungan atau tidak antara etos kerja dengan tarekat.
PEMBELIAN BUKU: