Resiliensi Pasien Pasca Stroke dalam Perspektif Kearifan Lokal Budaya Sulawesi Tenggara
Stroke menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Hasil
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stroke meningkat dari 7 per 1000 penduduk
pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi
stroke di Sulawesi Tenggara juga meningkat dari 4,8 per mil pada Riskesdas 2013
menjadi 8,3 per mil pada Riskesdas 2018. Proses pemulihan pascastroke merupakan
proses yang panjang karena adanya gejala sisa yang dialami pasien pascastroke. Sekitar
3/4 pasien stroke mengalami kelumpuhan dan lebih dari 40%
mengalami tingkat kecacatan berat. Hal ini menimbulkan dampak psikososial yang
signifikan dan memengaruhi kemampuan pasien untuk melakukan perawatan
pascastroke sehingga berdampak pada pencapaian pemulihan pascastroke. Untuk itu,
diperlukan strategi yang efektif dalam mengelola pascastroke. Inovasi
resiliensi berbasis kearifan lokal diperlukan sebagai upaya percepatan
pemulihan pascastroke.