Pandemi Covid-19 telah memukul seluruh aspek kehidupan
masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui
Keppres No. 12 tahun 2020 menetapkan Bencana Nonalam Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional. Yang mana untuk
mencegah penularan semakin meluas, kegiatan yang berpotensi
mempertemukan banyak orang saat ini dibatasi. Adanya pembatasan
aktivitas ini, tentu berpengaruh pada perubahan perilaku dan aktivitas
masyarakat sehingga menuntut masyarakat untuk tetap kreatif dan inovatif
untuk dapat bertahan hidup.
Lahirnya buku Tetap Kreatif dan Inovatif di Tengah Pandemi Covid-19 (Jilid 4)
ini merupakan salah satu wujud kreatifitas dan inovasi yang telah
dilakukan oleh masyarakat selama menghadapi masa-masa berat sejak awal
Pandemi Covid-19 sampai saat ini. Keseluruhan ide dan gagasan yang ada
dalam buku ini adalah karya yang ditulis oleh berbagai kalangan
masyarakat yang diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca untuk
tetap kreatif dan inovatif di tengah pandemi Covid-19. Selamat membaca!
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia, dan sejahtera. Paradigma Kebidanan merupakan suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari empat komponen yaitu manusia/wanita, lingkungan perilaku, dan pelayanan kebidanan. Wanita dalam sepanjang siklus kehidupannya merupakan sasaran utama bidan, sehingga wanita harus diperlakukan sebagai makhluk bio, psiko kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam–macam sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Buku ini membahas bagian-bagian menarik dan penting seperti:
- Pengertian, Filosofi Kebidanan, Definisi Bidan, dan Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
- Pandangan Historical, Antropologi, dan Sosiologi terhadap Profesi Bidan
- Leadership dan advokasi
- Decision Making Process in Midwifery Practice
- Perspektif Asuhan Kebidanan dan Masa Depan Profesi secara Internasional.
Sodium antimony sulfat (NaSbS2) merupakan salah satu
dari semikonduktor yang terdiri dari tiga unsur atau sering disebut
sebagai ternary metal chalcogenides; material ini pertama kali
dibuat di laboratorium termodinamika kimia N.S. Institut Kimia Umum dan
Anorganik Kurnakov, Akademi Ilmu Pengetahuan Uni Soviet dan telah
diteliti sebagai material yang memiliki sifat optic dan elektrik yang
berpotensi untuk digunakan pada alat optoelektronik seperti sel surya.
Pada tahun 2015, Chia-Ling Chou yang meneliti tentang
Ag3SbS3 menemukan secara tidak sengaja bahwa NaSbS2 memiliki efisiensi
yang menjanjikan sebagai bahan penyerap cahaya pada sel surya, padahal
material ini merupakan salah satu pengotor pada pembuatan Ag3SbS3. Oleh
karena itu, hasil penelitian yang dijabarkan dalam buku ini adalah
kelanjutan penelitian yang tidak terduga tersebut.
NaSbS2 yang dianalisis dalam buku ini disintesis
melalui metode SILAR yang merupakan salah satu metode pendeposisian
suatu senyawa dengan cara yang tidak memerlukan alat-alat mahal. Dan,
NaSbS2 dipergunakan sebagai penyerap cahaya pada sel surya jenis quantum dots-sensitized solar cells
(QD-SSCs). Oleh sebab itu, buku ini selain menyajikan paparan tentang
NaSbS2 juga membahas lebih dalam tentang metode SILAR dan struktur sel
surya jenis QD-SSCs.
Buku ini diharapkan dapat memberikan suatu
pengetahuan baru tentang sel surya jenis QD-SSCs yang belum banyak
dikembangkan oleh peneliti di Indonesia.
Employee well-being merupakan salah satu faktor penting yang tidak
bisa lepas dalam suatu perusahaan. Karyawan mengalami tekanan dalam
mencapai target perusahaan, tanpa disadari mereka mengalami hilangnya
kesejahteraan karyawan (employee well-being) yang menggambarkan
kualitas kehidupan karyawan dan status psikologis di tempat kerja,
kesejahteraan secara keseluruhan, kepuasan kerja, dan kelelahan
emosional pada diri karyawan. Faktor apa yang mempengaruhi employee well-being? Apakah employee well-being berkaitan dengan Psychological Capital dan Psychological Empowerment?
Buku ini berisi 5 (lima) bab yang di antaranya membahas tentang Employee Well-Being, Psychological Capital, Psychological Empowerment, serta Psychological Capital, Psychological Empowerment, dan Employee Well-Being.
Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan kehidupan di jalanan dan akrab dengan ekonomi yang lemah, penganiayaan, seksual, hilangnya kasih sayang dari keluarga, sehingga memberikan beban dan mental pada anak-anak dan membuatnya berperilaku negatif seperti stres, frustasi, bahkan sampai dengan perilaku kriminalitas. Kehidupan yang rentan di jalanan ini harus dialami oleh anak-anak sehingga memengaruhi kehidupan mereka dan berdampak pada menurunnya nilai agama, nilai moral, etika dan mental tiap individunya.
Sedangkan wargabinaan, atau yang biasa disebut narapidana juga mengalami tekanan, seperti harus tinggal di rumah tahanan yang jauh dari orangtua serta orang-orang yang mereka sayangi, padahal dengan kondisi seperti ini mereka membutuhkan keluarga dan orang-orang terdekat untuk mendapatkan dukungan sosial dan psikologis. Adanya keterbatasan dalam ruang dan gerak ini, dapat mengganggu mental dan psikologis mereka, dimulai dari stres ringan sampai kepada tindakan yang membahayakan yaitu bunuh diri.
Buku ini berisi 5 (lima) bab yang di antaranya membahas mengenai Strategi Regulasi Emosi, Wargabinaan, Anak Jalanan, dan Regulasi Emosi Wargabinaan dan Anak Jalanan.
Kementerian Sosial menginformasikan bahwa setiap tahun
ke tahunnya jumlah anak jalanan di Indonesia mengalami penurunan. Meski
demikian, anak jalanan yang menjadi fenomena dan permasalahan sosial ini
harus mendapatkan perhatian, terutama dalam hal pendidikan sesuai
dengan Undang-Undang dan peraturan yang ada.
Beberapa rumah singgah
yang berada di Jakarta Barat, seperti PPKS Cempaka Kamal dan RPTRA Kamal
turut mengambil peran untuk mendidik dan membina anak jalanan. Mulai
dari penjual koran, tukang parkir, penjual tisu, penjual rokok, hingga
pengamen. Beragam kegiatan sering dilaksanakan dalam rangka untuk
meningkatkan produktivitas anak jalanan dalam kehidupan sehari-harinya
dan juga dalam mengelola emosinya.
Buku ini menyajikan pembahasan mengenai Strategi Regulasi Emosi, Core Self-Evaluation, dan Core Self-Evaluation & Regulasi Emosi pada Anak Jalanan.
Penciptaan suatu karya cipta oleh seseorang bukanlah
sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan dalam
menciptakan sebuah karya, seseorang dituntut untuk terus menuangkan
ide-ide kreatif dan inovatif yang dimilikinya. Kreatifitas manusia dalam
menghasilkan suatu karya tidak datang begitu saja, melainkan hal
tersebut akan selalu didukung dengan adanya sebuah kecerdasan
intelektual dalam menguasai teknologi atau bahkan juga ilmu pengetahuan
yang telah ada. Oleh karena itu, seorang pencipta berhak untuk
mendapatkan sebuah apresiasi dan penghormatan atas suatu karya yang
telah ia ciptakan.
Perlindungan hukum yang dimiliki oleh negara
Indonesia adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Sedangkan di Amerika Serikat mengatur mengenai
perlindungan hak cipta di dalam The Copyright Act of 1976.
Hambatan-hambatan
yang terjadi dalam pemberian royalti kepada pencipta atau pemegang hak
cipta di Indonesia dapat terbilang masih tinggi. Hal ini didasarkan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hambatan-hambatan tersebut,
seperti pada faktor Hukum, Ekonomi, Kebudayaan, dan Sosiologis.
Sedangkan di Amerika Serikat hambatan yang terjadi terletak pada faktor
hukum dan adanya paham liberalisme yang memunculkan istilah Copyleft dan Anti-Copyright.
Persoalan
mengenai pengungsi maupun pencari suaka merupakan isu klasik dalam
hukum internasional. Para pengungsi dan pencari suaka, mereka terlantar
dan butuh perhatian. Keadaan para pengungsi dan pencari suaka di
Indonesia erat kaitannya dengan hak-hak asasi manusia yang melekat pada
mereka. Perlindungan hak-hak mereka yang berdasarkan konvensi-konvensi
hak asasi manusia harus dilindungi apalagi banyak di antara pengungsi
merupakan anak-anak yang rentan terpengaruh hal buruk atas kondisi
memprihatinkan mereka di negara “sementara” sebelum ke negara tujuan.
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku pada industri
makanan dan obat-obatan mengalami peningkatan. Namun demikian,
pengelolaan limbah produksi pengolahan rumput laut sendiri belum menjadi
pusat perhatian. Berbeda dengan produksi agar-agar pada skala UKM,
produksi agar-agar pada skala industri pada prosesnya menggunakan celite
sebagai filter aid. Celite biasa digunakan sebagai penyaring
(media filtrasi) karena memiliki porositas yang tinggi berupa
lubang-lubang kecil yang banyak. Celite merupakan mineral yang memiliki
komposisi serupa dengan tanah diatom tersusun atas silika dan alumina.
Limbah produksi agar-agar pada skala industri masih banyak bercampur
dengan celite, dan sampai saat ini hanya berakhir menjadi sampah organik
yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Buku ini berisi dari 12 (dua belas) bab yang di antaranya membahas mengenai Rumput Laut, Agar-agar dari Gracilaria Verrucosa,
Selulosa, Selulosa Rumput Laut, Mikroorganisme Penghasil Enzim
Pendegradasi Selulosa, Sistem Regulasi Selulase, Bakteri Selulolitik
dari Laut, Hidrolisis Selulosa Rumput Laut, Pemurnian Enzim Selulase,
Pengujian Aktivitas Selulase, dan Potensi Bakteri Penghasil Selulase
sebagai Pendegradasi Limbah Padat Industri Agar-agar.
Penulis antologi puisi yang berjudul Butiran Tasbih Penghuni Surga adalah Guru di SDN Ngloro Saptosari Gunungkidul.
Kondisi kerja di era new normal dengan
perubahan lingkungan kerja yang sangat drastis, menuntut para pekerja
untuk beradaptasi pada situasi kerja yang baru dengan peningkatan beban
kerja yang mereka rasakan. Perilaku Job Crafting dapat dijadikan sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan pekerja dalam menghadapi tantangan tersebut.
Buku yang berjudul “Job Crafting di Era New Normal” ini berisi dari 6 (enam) yang di antaranya membahas mengenai Job Crafting, Psychological Empowerment, Karir Kompetensi, New Normal, dan Job Crafting di Era New Normal.