Jumat, 31 Maret 2023

Penganekaragaman Pangan untuk Pemenuhan Gizi Balita di Masyarakat Baduy Luar

  • Maret 31, 2023
  • Penerbit NEM

    






Status gizi pada balita masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya di daerah Baduy Luar, Banten. Kondisi gizi balita di Baduy tidak terlepas dari pengaruh aturan adat Baduy. Aturan yang berlaku yaitu masyarakat harus menjaga kelestarian alam, maka tidak semua jenis pangan dapat ditanam di wilayah Baduy. Mereka juga dilarang untuk beternak hewan berkaki empat, seperti kambing, sapi, dan kerbau.

 

Buku ini membahas optimalisasi pemanfaatan makanan yang tersedia untuk pemenuhan zat gizi balita masyarakat Baduy Luar. Nasi pare siang merupakan hasil dari padi huma yang ditanam masyarakat Baduy lalu disimpan dalam leuit (lumbung padi). Belut sering ditemukan oleh masyarakat di rawa-rawa. Namun, keberadaan belut bagi ibu balita tidak ada nilainya. Persepsi ibu terhadap belut ini berlendir seperti ular, dan menimbulkan rasa jijik atau geli sehingga ibu tidak mau mengolah dan menyajikannya sebagai makanan bagi balita. Padahal belut mengandung protein tinggi yang sangat dibutuhkan oleh balita.

 

Penganekaragaman olahan nasi pare siang dengan belut dan sayur untuk dikonsumsi anak balita di masyarakat baduy Luar disajikan dalam buku ini dengan bahasa yang sederhana dan aplikatif step by step. Harapannya, hal ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pembaca sehingga dapat melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan peran pemimpin adat dan peran aktif dari lintas sektoral serta pemanfaatan nasi pare siang dan belut sebagai sumber daya lokal untuk peningkatan asupan gizi balita.

 

                                                            PEMBELIAN BUKU: