Tarhim Pondok Pesantren Suryalaya : Kajian Historis dan Budaya
Tarhim Pondok Pesantren Suryalaya:
Kajian Historis dan Budaya mengupas tradisi tarhim
sebagai praktik spiritual yang unik dan berakar kuat di Pondok Pesantren
Suryalaya, Tasikmalaya. Buku ini menelusuri sejarah, perubahan, dan
keberlanjutan tradisi tarhim sejak masa kepemimpinan Syekh Abdullah
Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) hingga Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul
Arifin (Abah Anom).
Buku ini menyoroti bagaimana Islam di
Nusantara mampu beradaptasi dengan budaya lokal, seperti yang terlihat di
Pondok Pesantren Suryalaya, yang memadukan ajaran Tarekat Qodiriyyah
Naqsyabandiyyah dengan budaya Sunda. Tradisi tarhim, yang merupakan
salah satu dari sekian banyak tradisi budaya yang pernah ada, menjadi
satu-satunya yang masih lestari dan menjadi bagian integral dari kehidupan
spiritual masyarakat pesantren.
Pembaca akan diajak untuk memahami evolusi tarhim,
mulai dari praktik individu yang sederhana di masa Abah Sepuh yang dibawakan
oleh H. Ahmad Sobari, hingga menjadi tradisi berjamaah dengan kaderisasi yang
terstruktur di masa Abah Anom. Buku ini juga mengupas unsur-unsur bacaan dalam tarhim,
termasuk penggunaan lagu-lagu Timur Tengah (Mishri) dan laras Sunda (salendro),
yang menunjukkan kekayaan perpaduan budaya dalam praktik spiritual ini. Lebih
dari sekadar ritual, tarhim di Pondok Pesantren Suryalaya berfungsi
sebagai "alarm alami" yang membangkitkan kesadaran religius,
menggerakkan hati yang lalai, dan mendorong masyarakat untuk beribadah di
sepertiga malam.