Mewujudkan Kesehatan Jiwa bagi Penderita TB Komorbid : Aspek Kebijakan dan Promosi Kesehatan
Tuberkulosis (TB) di
Indonesia bukan hanya soal kuman dan obat. Ia adalah cerita tentang fisik yang
lemah, psikis yang lelah, dan masyarakat yang sering kali masih memberi jarak.
Ketika TB hadir bersama penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes atau HIV,
beban pasien menjadi berlipat: pengobatan panjang, stigma sosial, tekanan
ekonomi, hingga rasa putus asa yang menggerogoti semangat hidup.
Buku ini hadir untuk
mengajak kita melihat TB komorbid dengan kacamata yang lebih manusiawi. Dengan
menggabungkan data medis, perspektif psikososial, dukungan sosial, literasi
kesehatan hingga dimensi budaya dan spiritual, sehingga kita paham bahwa
pengobatan tidak cukup hanya dengan resep obat. Ada kebutuhan untuk
menghadirkan dukungan sosial, literasi kesehatan, budaya sehat, kekuatan
spiritual, serta jejaring kebijakan yang berpihak pada pasien.
Secara akademis, buku ini
menelusuri berbagai studi mutakhir tentang hubungan TB dengan penyakit
penyerta, sekaligus dampak psikis yang kerap tersembunyi: depresi, kecemasan,
hingga rasa kehilangan makna hidup. Secara ilmiah, ia menawarkan kerangka
integratif yang memadukan promosi kesehatan, skrining komorbid, serta
intervensi psikosial berbasis keluarga dan masyarakat.
Di balik kajian akademis
yang serius, buku ini juga mengetuk sisi kemanusiaan kita: bahwa pasien TB
komorbid bukan sekadar angka statistik, melainkan manusia yang butuh
diperlakukan dengan cinta, diterima tanpa stigma, dan didukung dalam perjalanan
panjang menuju kesembuhan.
Singkatnya, buku ini
adalah jembatan antara ilmu dan empati. Buku ini relevan dibaca oleh akademisi,
praktisi kesehatan, pembuat kebijakan, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang
peduli pada kesehatan. Dengan memahami isi buku ini, kita diajak untuk
berkontribusi mewujudkan kesehatan jiwa yang inklusif dan manusiawi bagi
penderita TB komorbid.
