Peran Pangan Fungsional Labu Kuning dan Ikan Lemuru terhadap Neurotransmiter dan Perilaku Anak Autistik
Autism Spectrum Disorders (ASD) merupakan gangguan multisistem yang
berdampak pada sistem saraf pusat, sistem kekebalan tubuh, saluran pencernaan,
gangguan bahasa dan sosial, ritual, rutinitas, fungsi kognitif, serta gangguan neurodevelopmental yang umum. Selain itu
juga memiliki gangguan komunikasi, perilaku, sering disertai gangguan adaptif,
gaya belajar, dan perhatian.
Intervensi diet dengan triptofan
dan omega-3 meningkatkan konsentrasi serotonin otak dan membantu mencegah dan
memperbaiki beberapa gejala yang terkait dengan ASD tanpa efek samping. Anak
perlu menjalani terapi diet atau tidak, dapat dilakukan pemeriksaan feses, urine, darah, dan rambut.
Pemeriksaan tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Salah satu cara yang mudah
dan biaya murah dengan melakukan diet bebas gluten dan kasein. Gluten membentuk
gluteo morfin,
sedangkan kasein membentuk kaseo morfin yang menyebabkan terjadinya gangguan
perilaku seperti hiperaktif.
Buku ini mengupas faktor-faktor
yang dapat memperbaiki perilaku anak autistik. Faktor tersebut ditinjau dari
pemeriksaan kadar seretonin, DHA,
dan triptofan dalam darah yang dianalisis menggunakan Metode ELISA setelah
diintervensi menggunakan pangan fungsional labu kuning, ikan lemuru, dan tepung
mocaf. Pangan fungsional labu kuning yang mengandung zat gizi triptofan, ikan
lemuru yang mengandung zat gizi DHA, dan tepung mocaf yang dinyatakan bebas
gluten sebagai pengganti terigu.
Burnout : Memahami, Mengatasi, dan Mengelola Stres Kerja
Burnout
bukan hanya berwujud kelelahan fisik saja, namun juga menimbukan kelelahan
emosional dan depersonalisasi yang pada akhirnya sangat berdampak pada
penurunan produktivitas dan kesejahteraan individu. Buku ini secara mendalam mengulas
fenomena burnout, sebagai suatu kondisi multidimensional yang kerap
dialami oleh tenaga kerja modern, khususnya di sektor kesehatan. Penulis
mencoba melakukan kajian empiris dan tinjauan literatur terkini, menegaskan
bahwa burnout bukan hanya masalah yang dialami dan dirasakan individu
saja, akan tetapi dapat menjadi masalah signifikan bagi organisasi yang akan berdampak luas
misal tingginya angka turnover, yang
lebih lanjut dapat meningkatkan beban biaya terkait penggantian tenaga kerja.
Buku
ini, juga memperkenalkan pendekatan berbasis pembelajaran mesin sebagai inovasi
dalam pemodelan risiko burnout, yang memungkinkan identifikasi dini
individu yang rentan secara personal dan kontekstual. Pengetahuan tentang
faktor demografis dan kondisi kerja yang kompleks diintegrasikan untuk
pengembangan intervensi yang lebih personal dan efektif.
Penulis
juga mencoba menyoroti hubungan erat antara burnout dengan gangguan
mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur, serta bagaimana pola
pikir stres adaptif dapat memitigasi dampak negatifnya. Upaya pencegahan yang
menggabungkan aspek individu dan organisasi disarankan sebagai suatu strategi
paling holistik untuk menanggulangi burnout, dengan penekanan pada
pentingnya pengondisian lingkungan kerja yang humanis untuk jangka panjang.
Secara
umum, diharapkan buku ini menjadi panduan komprehensif yang menggabungkan
temuan empiris, teori psikologi, dan teknologi modern untuk memahami, mencegah,
dan menangani burnout secara efektif di dunia kerja masa kini.