Senin, 06 Oktober 2025

Satuan Pengukuran Dayak Desa dalam Perdagangan dari Tradisional ke Modernitas

  • Oktober 06, 2025
  • Penerbit NEM


Pernahkah Anda membayangkan bagaimana masyarakat Dayak Desa berdagang tanpa timbangan modern? Dengan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun, mereka memiliki sistem satuan ukur yang unik—renti untuk ternak, gatang dan kulak untuk padi, setempap, sekilan, seseta, sekayu lengan, dan sedepak untuk ukuran panjang dalam penjualan kayu, cekal untuk sayuran, ringkat untuk ikan, dan lamar emudak untuk lahan pertanian. Setiap ukuran bukan sekadar angka, melainkan cerminan budaya dan identitas kolektif.

 

Buku ini bukan hanya dokumentasi, melainkan jembatan antara masa lalu dan masa kini. Dengan konversi ke kilogram, liter, meter, dan hektar, pembaca akan melihat bagaimana tradisi bisa hidup berdampingan dengan standar modern. Inilah karya yang menghidupkan kembali kearifan lokal, sekaligus memperkaya pemahaman kita tentang perdagangan, budaya, dan identitas Dayak Desa.

 

Ditulis dengan pendekatan etnografis dan analitis, buku ini menghadirkan kisah bagaimana tradisi pengukuran bertahan, bertransformasi, dan dikonversi ke sistem modern agar tetap relevan dalam dunia perdagangan masa kini. Sebuah bacaan penting bagi akademisi, pemerhati budaya, maupun siapa saja yang ingin memahami kekayaan pengetahuan lokal nusantara.

     

                                                                    PEMBELIAN BUKU: