Jumat, 31 Januari 2020

Dualisme Pendidikan di Indonesia dan Masa Depan Madrasah dalam Pandangan Kepala Sekolah

  • Januari 31, 2020
  • Penerbit NEM

Menurut beberapa laporan yang masuk dalam file dokumen Kementerian Agama (2017), jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) mencapai 23.517 lembaga. Total Madrasah Tsanawiyah (MTs) ada 12.054 lembaga. Lalu, Madrasah Aliyah (MA) jumlahnya 4.687 lembaga. Sementara itu, menurut catatan Balitbang Kemendiknas (2000); dari 171.651 SD dan MI maka 21.454 atau 12% di antaranya adalah madrasah, dari 30.716 SLTP dan MTs maka 9.850 atau 32% persen di antaranya adalah madrasah, dan dari 11.478 SMU dan MA maka 3.578 atau 31% di antaranya adalah madrasah. Data tersebut menggambarkan, dilihat dari segi jumlah, keberadaan madrasah di Indonesia telah dan akan terus memainkan arti penting dalam menentukan warna pendidikan nasional.
Akan tetapi, pada faktanya hingga dewasa ini pengakuan resmi secara hukum terhadap status madrasah sebagai setara dan sama dengan sekolah-seperti termaktub dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan No 20 Tahun 2003, belum mampu menghilangkan ketidakadilan perlakuan terhadap madrasah. Dalam konteks inilah, suatu penelitian tentang pandangan dan gagasan para Kepala Madrasah madrasah mengenai masa depan madrasah menjadi penting untuk dilakukan.
Buku ini membahas mengenai bagaimana para Kepala Madrasah memandang dualisme pendidikan di Indonesia yang hingga dewasa ini terus berlangsung serta apa gagasan-gagasan dan upaya-upaya Kepala Madrasah dalam merespon dualisme pendidikan tersebut dalam rangka membentuk masa depan madrasah-madrasah yang mereka pimpin.

Pemesanan : 0853-2521-7257 (WhatsApp)