Minggu, 20 Desember 2020

TRADISI BERBURU, MALARIA, DAN IMUNITAS (KAJIAN ETNOGRAFI PADA MASYARAKAT ADAT SUKU NUAULU DI PULAU SERAM)

  • Desember 20, 2020
  • Penerbit NEM

 


Penelitian epidemiologi pada masyarakat suku (tribal) di India dan di Amerika Latin, didapatkan bahwa masyarakat suku berkontribusi memberikan lebih dari 40% penderita malaria dan lebih dari 65% kasus malaria dengan penyebab adalah P. falsiparum serta lebih dari 50% kematian disebabkan oleh malaria. Hal tersebut menunjukkan kejadian penyakit malaria pada masyarakat suku sangat tinggi. Namun, kondisi berbeda terjadi pada masyarakat adat suku Nuaulu yang merupakan salah satu suku di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Awalnya masyarakat suku ini adalah masyarakat nomaden, yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain karena alasan mencari makan dan perlindungan dari musuh. Namun masyarakat ini berhasil diturunkan ke daerah pesisir dan bergabung dengan masyarakat muslim Sepa (salah satu desa di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah). Walaupun sudah tinggal dan berbaur dengan masyarakat terbuka, masyarakat Suku Nuaulu masih mempertahankan kebiasaan leluhurnya sampai dengan sekarang ini.

Berburu merupakan salah satu kebiasaan leluhur yang masih dipertahankan oleh masyarakat Suku Nuaulu. Tujuan berburu adalah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan kebutuhan penyelenggaraan upacara adat. Berburu biasanya dilakukan pada sore menjelang malam hari. Lokasinya adalah di hutan baik dekat yang masih merupakan daerah petuanan desa sampai dengan hutan jauh melintasi wilayah kabupaten tetangga. Kebiasaan berburu inilah yang memungkinkan mereka terpapar dengan nyamuk, namun, gigitan nyamuk dianggap sesuatu yang biasa karena ada kebutuhan yang lebih penting yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan pangan keluarga dan ritual adat. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, nyamuk anopheles yang ada di Pulau seram berdasarkan hasil survey nyamuk oleh Balai Besar Pengendalian Vektor dan Reservoir Penyakit (B2PVRP) adalah A. punctulatus, A. subpictus, A. maculatus dan A.barbirotris.

Penelusuran terhadap kadar TNF-α dan IL-10 masyarakat yang merupakan salah satu biomarker dari sitokin pro-inflamasi dan sitokin anti-inflamasi, ditemukan rerata kadar kedua sitokin tersebut sangat rendah pada kelompok berburu dibandingkan dengan kelompok yang tidak berburu. selain itu juga ditemukan kejadian malaria hanya terjadi pada kelompok yang tidak berburu, sementara kelompok yang berburu tidak ada kejadian malaria. Buku ini menggali dan mendeskriptifkan kebiasaan masyarakat Suku Nuaulu yang diprediksi berhubungan dengan kadar sitokin yang ditemukan.