Selasa, 02 Februari 2021

KETIKA HATI MEMBEKU

  • Februari 02, 2021
  • Penerbit NEM

 

Ketika kita dihadapkan pada dilema antara dua pilihan, gundah dan segudang rasa bimbang bergelayut menggerogoti kalbu. Lain halnya dengan Fany yang dengan tulus mengorbankan perasaannya demi mengikuti kehendak orangtua yang sangat dicintainya. Dia yakin bahwa ridho orangtua adalah ridho Allah juga. Di belahan dunia manapun tak ada orangtua yang akan menjerumuskan anaknya.

Awalnya memang terasa tertarih-tatih, namun pada akhirnya berjalan seperti air mengalir. Cinta yang bersemi pascamenikah ternyata menuai kebahagiaan dengan hadirna ketiga anaknya. Panorama kehidupan rumah tangganya semakin bersinar dan bergelora.

Namun sayang, belum genap dua puluh tahun mengarungi bahtera rumah tangga, Fany harus menelan pil pahit. Suaminya pergi tuk selamanya di saat bunga yang ia tanam sedang mekar-mekarnya. Seketika bunga itu layu, kering dan hampir mati. Hatinya hancur berkeping-keping. Serpihannya menancap sampai ke jantung. Hanya iman yang mampu menguatkan hatinya.

Penggalan cerita di atas adalah bagian dari "Ketika hati membeku", sebuah antalogi cerpen yang ditulis oleh Siti Chaefiyah. Tujuh belas judul cerpen yang disajikan penulis dalam buku ini, sebagian merupakan kisah nyata. Cerita lainnya merupakan rekaan yang merupakan curahan ide kreatif penulis yang diharapkan dapat menghibur pembaca.