Rabu, 17 September 2025

Mutiara di Tepi Laut Banda : Catatan Perjalanan Pengabdian Santri Pondok Modern Tazakka Batang

  • September 17, 2025
  • Penerbit NEM


Apa jadinya jika seorang santri muda dari pesantren modern di Jawa harus meninggalkan gemerlap fasilitas dan kenyamanan untuk mengabdi di sebuah pulau terpencil di timur Indonesia?

Inilah panggilan yang harus dijawab oleh Ustadz Fatih Cahya Fadillah, seorang santri lulusan Pondok Modern Tazakka. Dalam buku ini, penulis membawa kita dalam sebuah perjalanan pengabdian selama setahun yang penuh tantangan dan hikmah di Pondok Modern Darul Ihsan, Laimu, sebuah dusun di tepian Laut Banda, Pulau Seram, Maluku Tengah.

Buku ini bukan sekadar catatan harian, melainkan potret jujur tentang anomali pendidikan di Indonesia. Penulis harus menukar fasilitas mentereng di Jawa dengan bangunan sederhana berdinding papan, keterbatasan air bersih, dan perjuangan melawan penyakit di tanah yang dijuluki daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Namun, di tengah segala keterbatasan itu, penulis menemukan mutiara yang sesungguhnya.

Mutiara itu adalah semangat para santri Laimu yang menyala-nyala meski dalam kesederhanaan. Mutiara itu adalah keteladanan Dr. KH. Abdurrahim Yapono, seorang kiai sepuh alumni Gontor yang rela meninggalkan karier internasionalnya untuk kembali ke kampung halaman dan merintis pesantren dari nol. Dan mutiara itu adalah kehangatan masyarakat yang kaya akan budaya, kearifan lokal, dan semangat toleransi yang tulus.

Mutiara di Tepi Laut Banda adalah sebuah kisah tentang transformasi: dari seorang murid menjadi guru, dari keluh menjadi syukur, dan dari keterasingan menjadi cinta yang mendalam. Sebuah bacaan wajib bagi para santri, pendidik, dan siapa pun yang percaya bahwa harapan dapat tumbuh di tempat yang paling tak terduga sekalipun.

  

                                                                    PEMBELIAN BUKU: