Xenobiotik dan Toksisitas Logam Berat : Studi tentang Enzym Cytochrome P450, Glutation S-Transferase, dan Histologi Jaringan
Xenobiotik merupakan senyawa asing bagi tubuh yang bersumber dari
lingkungan maupun aktivitas manusia, termasuk polutan, pestisida, dan logam
berat. Paparan kronis xenobiotik, khususnya logam berat seperti timbal,
merkuri, kadmium, dan arsen, dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan
melalui mekanisme gangguan keseimbangan ionik, penghambatan enzim, dan
pembentukan radikal bebas. Tubuh berusaha menetralisasi efek toksik tersebut
melalui proses biotransformasi fase I dan fase II, yang dimediasi oleh enzim
Cytochrome P450 (CYP450) dan Glutation S-Transferase (GST). Namun, logam berat
dapat mengganggu regulasi enzim ini sehingga memperparah stres oksidatif,
kerusakan DNA, protein, dan lipid. Organ target utama meliputi hati, ginjal,
sistem saraf, serta jaringan reproduksi, dengan manifestasi klinis berupa
gangguan metabolisme, kerusakan struktural, hingga gangguan neurologis. Kajian
histologi menunjukkan perubahan khas pada hepatosit, glomerulus ginjal, neuron,
dan sel reproduksi akibat toksisitas kronis. Analisis enzim detoksifikasi,
teknik histologi, serta model hewan digunakan untuk memahami mekanisme dan
mengidentifikasi biomarker toksisitas sebagai dasar penilaian risiko. Upaya proteksi
diarahkan pada penggunaan antioksidan, modulasi enzim detoksifikasi, dan terapi
kelasi. Dengan demikian, pemahaman tentang xenobiotik dan toksisitas logam
berat memiliki relevansi penting dalam pencegahan, diagnosis, serta
pengembangan terapi di bidang kesehatan lingkungan dan toksikologi.
.jpg)